Jumat, 21 September 2012

Ini Alasan Bos KAI Naikkan Tarif KRL Rp 2.000

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menaikkan tarif untuk KRL Commuter Line Jabodetabek Rp 2.000 mulai 1 Oktober 2012. Apa alasan kenaikan tersebut?

Direktur Utama KAI Ignasius Jonan mengatakan, Kenaikan tarif dibutuhkan untuk memperbaiki keselamatan perjalanan baik sarana maupun prasarana KRL. Menurutnya, jika tarif tidak dinaikkan, maka KRL bakal merugi.

"KRL Commuter Line Jabodetabek sebagai anak perusahaan, sesuai Perpres No. 83 Tahun 2011 berkewajiban menaikkan kapasitas angkut sebanyak 3 kali sampai 2018 secara korporasi dan independen tanpa APBN," jelas Jonan kepada detikFinance, Jumat (21/9/2012).

Jadi jika kapsitas angkut dinaikkan, maka diperlukan modal investasi tambahan yang juga didapat dari kenaikan tarif tiket, karena tidak adanya suntikan modal atau subsidi dari pemerintah.

Karena tidak disubsidi ini, maka tarif KRL mengikuti mekanisme pasar. Kenaikan tarif yang direncanakan pada 1 Oktober 2012 menyesuaikan dengan biaya perawatan yang 90% menggunakan barang impor baik langsung atau tidak langsung. Jadi harga barang impor tersebut mengikuti inflasi dan perubahan kurs.




"Sebagai pembanding bahwa Komuter AC dengan jarak 60 km Yogya-Solo bertiket Rp 20 ribu, dibandingkan Bogor-Jakarta dengan jarak yang sama Rp 7 ribu. Apakah pantas penduduk Jabodetabek memperoleh subsidi mengingat rata-rata PDB/kapita penduduk Jabodetabek adalag 2,5-3 kali PDB/kapita nasional?" tutur Jonan.

Menurutnya, tanpa kenaikan, KRL Commuter Line Jabodetabek akan merugi dan tidak bankable untuk menjalankan Perpres No.83 tahun 2011.

Jonan mengatakan, perhitungan besaran kenaikan tarif tiket KRL ini sudah melalui kajian independen dari LM FEUI.

Rencananya, tarif KRL Commuter Line yang akan diberlakukan mulai 1 Oktober 2012 adalah sebagai berikut:
Rp 9.000 untuk Relasi Bogor – Jakarta/Jatinegara
  • Rp 8.000 untuk Relasi Depok – Bogor
  • Rp 8.000 untuk Relasi Depok – Jakarta/Jatinegara
  • Rp 8.500 untuk Relasi Bekasi – Jakarta/Stasiun Transit
  • Rp 8.000 untuk Relasi Parung Panjang/Serpong – Tanah Abang/Stasiun Transit
  • Rp 7.500 untuk Relasi Tangerang – Duri/Stasiun Transit
Tarif berlaku untuk arah sebaliknya.


sumber detikfinance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar